Jumat, 18 Juni 2010

Memahami Foto Montase.


Foto di halaman ini biasa disebut foto montase, alias foto yang terbuat dari beberapa foto lain. Khusus untuk ketiga foto tersebut, ada kejenakaan yang terlihat sehingga ketiga foto layak disebut sebagai foto montase humor. Dan kalau Anda perhatikan baik-baik, ketiga foto dibuat dengan perencanaan sangat cermat untuk elemen-elemen pembentuknya.

Montase berasal dari kata montage. Menurut www.answers.com, Montage is a single pictorial composition made by juxtaposing or superimposing many pictures or designs.

Maka, foto montase adalah foto yang terbuat dari ”tempelen-tempelen” foto lain. Maka, foto montase bisa sederhana, misalnya, sekadar menempelkan foto seorang manusia pada sebuah foto pemandangan, tetapi bisa juga rumit dan sangat terencana.

Dalam sejarah fotografi, foto montase tercatat bisa menjatuhkan seorang politikus di AS. Foto politikus itu telah dimontase (ditempeli) dengan foto seorang tokoh partai lawan. Akibatnya, sang politikus terjungkal pada sebuah pemilihan anggota senat.

Foto montase juga terlihat selama kampanye pemilu dan pilkada tahun lalu di Jakarta. Alangkah banyaknya foto tokoh penting dimontase dengan foto peserta pilkada dengan maksud tentunya untuk menarik perhatian para calon pemilih.

Dalam hal lain, foto montase banyak dilakukan untuk keperluan sehari-hari, misalnya, menggabungkan foto dari orang-orang yang sudah tidak bisa difoto lagi. Sebagai contoh, foto-foto pasangan orangtua yang sudah tiada kadang dibuat dengan menggabungkan foto mereka satu per satu menjadi seakan difoto berdua dalam satu bingkai.

Montase digital

Dan dalam kaitannya dengan rubrik ”Klinik Fotografi Kompas” kali ini, foto montase yang ditampilkan adalah foto-foto montase yang secara pembuatan sungguh memerlukan perencanaan mendetail dan teknik olah digital yang mumpuni.

Final Toto yang membuat foto ”Tell Me About Me” (TMAM, foto 4) menuturkan cara pembuatan foto itu berikut bahan-bahan mentahnya.

Final Toto mengaku sudah punya konsep untuk foto tersebut sebelumnya. ”Maka, kemudian saya mencari orang yang cocok menjadi tokoh dalam foto itu. Kebetulan ada tetangga yang wajahnya pas,” kata Final Toto.

Jadi, orang tersebut kemudian difoto empat kali sebagai elemen dasar foto TMAM. Foto tangan saja perlu dibuat sebab foto pertama (paling kiri) ternyata punya bagian tangan yang tidak cocok untuk foto montasenya. Jadi, foto terkiri punya tangan yang berbeda dengan tangan aslinya.

Foto-foto bahan mentah semuanya diolah dengan program pengolah gambar, dibuang latar belakangnya. Setelah semua foto bahan mentah sudah hilang latar belakangnya, kemudian diubah ukurannya agar sesuai satu dengan yang lain. Foto tangan, misalnya, harus diperkecil sampai sesuai dengan ukuran manusianya.

Setelah itu keempat foto digabung sehingga menghasilkan foto TMAM yang jenaka tersebut.

”Self portrait”

Berbeda dengan Final Toto, dua fotografer lain, yaitu Hendy Irawan dan Mahardhika Arifiansyah, justru memanfaatkan foto diri sendiri untuk bahan foto montasenya.

”Saya berbekal tripod dan self timer,” kata Mahardhika yang menciptakan foto ”My Lil Red Devils (MLRD, foto 2).

Dalam foto MLRD, Mahardhika sampai membuat 16 foto dirinya dan sebuah foto lensa untuk menjadi sebuah foto montase. Dan setiap foto dirinya, semua dirancang dengan teliti gerakannya agar sesuai dengan konsep yang telah dirancang.

Demikian pula foto ”Ketika Aku Mengejarku Lagi” (KAML, foto 1).

Baik Final Toto, Mahardhika, maupun Hendy sesungguhnya telah menggabungkan fotografi dan desain grafis dalam karyanya itu. Walau bahan dasarnya tetap foto, proses pengerjaannya adalah proses grafis.

Foto-foto montase di halaman ini makin menguatkan sinyalemen bahwa pada masa depan fotografi, seni lukis dan seni grafis sudah berbaur. Arbain Rambey

Selasa, 15 Juni 2010

Landscape










Mengenai foto landscape pastinya akan banyak fotografer yang setuju kalau kita wajib membawa Filter seperti filter UV untuk melindungi lensa dan mengurangi kabut dan efek flare dan tergoresnya lensa, ada beberapa filter yg sanagt cocok buat memotret lanscape seperti Filter Cir pol atau CPL Circular Polarizer untuk memotret landscape pada pagi hari dan sore hari, Filter ND Neutral Density akan lbh ok bila memotret Air Terjun dan Air mengalir,dan GND GradND untuk memotret yg khususnya BG yg banyak melibatkan bagian langit, dan banyak lagi tergantung juga pada selera masing2. Pada foto saya ini semua tidak mengunakan Filter dan kamera yg saya gunakan adalah Nikon D80 dan Lensa Nikor 18-70.

MACRO








Foto makro merupakan fotografi untuk memotret subyek yg kecil atau extreme makro, Extreme makro biasanya diambil sang foto grafi sedekat mungkin pada obyek agar dapat memperbesar obyek mikro yang renik agar bisa terlihat besar dan detil dan tdk menimbulka distorsi.

Ada beberapa cara untuk memotret makro Yaitu :
1. Lensa makro : dengan rasio seperti 1:1 atau 1:2. bahkan dapat memberikan gambar yang lebih besar hingga 5:1.
2. Memperpanjang tabung (extention tube); adalah perpanjangan dari berbagai tabung Agar jarak fokus lensa elemen lensa dari film atau sensor.
3. Memakai Filter CLose Up / Raynox DCR 250 lebih murah dari harga lensa makro dan tanpa menurunkan nilai exposure.
Lensa terbalik atau reverse lens; saya belum bisa menjelaskan sebab saya juga belum mencoba dgn tehnik tsb.

Minggu, 13 Juni 2010

HDR







Foto saya ambil di kawasan industri Pt. Freeport, spot di depan Warehouse, krn kebetulan air lagi surut aku berkesempatan bermainbecek sambil motret.
Nikon D300
Lensa Tokina 12-24
Speed 13 detik
Filter Tian-ya Tobaaco
Hanya satu frame menggunakan Redynamix HDR

HDR ada beberapa cara
1 Dgn multi frame yaitu foto yg di ambil dalam beberapa frame contoh 3 frame dgn spot yg sama dalam arti tetap pada posisi dgn 3 kali jepretan dan tentunya beda exposure.
2 Dgn menggunakan software seperti HDR photomatix pro atau ReDynamix HDR, dan ini tidak perlu mengunakan hingga 3-5 frame cukup 1 frame saja klik dan lihat hasilnya.
jika ada yg lbh tau tentang HDR mohon di tambahkan ya. Thx